Author name: sunarsanggita

Sumber: Fity Club

Selain Teknik Musik, Ini Hal Lain yang Dipelajari dari Kelas Sunar Sanggita

Hal lain yang dipelajari selain musik sering kali justru lebih penting untuk masa depan anak, Ayah Bunda. Di kelas musik Sunar Sanggita, anak memang diajarkan teknik bermain alat musik, penguasaan nada, hingga irama. Namun di balik proses belajar itu, ada nilai-nilai hidup yang sangat berharga.  Tidak hanya tentang bagaimana cara memainkan piano dengan benar atau menyanyikan lagu sesuai tangga nada, tetapi tentang bagaimana membentuk sikap dan karakter anak sejak dini. Dengan konsep les bersama guru tunanetra yang kompeten dan inspiratif, anak dibimbing dengan pendekatan personal yang hangat dan bermakna. Yuk, Ayah Bunda, kita ulas satu per satu hal penting yang dipelajari anak di balik sesi les musik yang mungkin terlihat sederhana ini. 1. Empati  Saat anak belajar langsung dari guru tunanetra, mereka tak hanya belajar tentang musik, tapi juga belajar memahami keberanian dan ketekunan seseorang dalam menghadapi keterbatasan. Anak jadi terbuka melihat dunia yang berbeda dari dirinya.  Baca juga: Belajar Musik Bisa Meningkatkan Kecerdasan Anak? Ini Faktanya! Mereka tidak diajari empati dengan ceramah, tapi merasakannya secara langsung lewat interaksi. Misalnya, saat guru dengan sabar membimbing nada demi nada, anak melihat bahwa semangat dan ketelitian tidak dipengaruhi oleh kondisi fisik. Dari sinilah empati itu tumbuh. Anak pun belajar bahwa setiap orang punya cara luar biasa untuk berkontribusi, meski jalannya berbeda. Hal lain yang dipelajari selain musik ini jadi pelajaran yang sulit didapat dari buku pelajaran biasa. 2. Percaya Diri  Dalam kelas privat, anak mendapat ruang lebih luas untuk bertumbuh tanpa rasa malu. Setiap keberhasilan kecil, seperti bisa memainkan satu lagu dengan benar, akan diberi apresiasi oleh guru. Hal ini menumbuhkan rasa percaya diri yang sehat dalam diri anak.  Apalagi ketika guru memberi tantangan yang sesuai dengan kemampuan mereka, anak merasa dihargai dan mampu menaklukkan hal baru. Mereka tak hanya belajar bermain alat musik, tetapi juga belajar berdiri di atas kakinya sendiri dan menghadapi tantangan dengan kepala tegak. Percaya diri ini bukan muncul karena anak merasa “paling hebat”, tapi karena mereka sadar bahwa proses itu berharga dan mereka mampu menjalaninya dengan baik. 3. Disiplin dan Konsistensi Hal lain yang dipelajari selain musik adalah disiplin serta konsentrasi. Belajar musik adalah proses berulang dan dari situlah anak belajar pentingnya disiplin. Jadwal latihan yang rutin, latihan teknik yang harus diulang, serta target-target kecil yang harus dicapai, semuanya melatih anak untuk konsisten dalam usahanya. Anak jadi terbiasa datang tepat waktu, menyiapkan diri sebelum kelas, dan melatih kembali di rumah.  Mereka mulai mengerti bahwa hasil tidak datang instan, tapi melalui kerja keras yang berulang-ulang. Disiplin ini bukan sesuatu yang dipaksakan, tapi tumbuh alami karena anak ingin mencapai kemajuan dalam bidang yang mereka sukai. Nilai ini sangat penting, Ayah Bunda, karena akan terbawa hingga ke aspek lain dalam hidup anak.  4. Kreativitas  Musik selalu memberi ruang untuk berimajinasi. Anak tidak hanya diajarkan meniru, tapi juga dimotivasi untuk berkreasi. Misalnya, setelah menguasai dasar-dasar permainan piano, anak diajak membuat versi aransemen sederhana sendiri, atau mencoba menciptakan lagu pendek.  Baca juga: 7 Teknik Bernyanyi Dasar untuk Anak agar Suara Merdu Guru-guru di Sunar Sanggita terbiasa mendorong anak agar berpikir lebih terbuka, agar tidak takut mencoba dan mengekspresikan perasaannya lewat musik. Kreativitas ini penting, bukan hanya untuk dunia seni, tapi juga untuk menghadapi berbagai situasi hidup dengan cara yang orisinal dan solutif.  Hal lain yang dipelajari selain musik di kelas Sunar Sanggita ternyata sangat mendalam, Ayah Bunda. Mulai dari empati yang tumbuh lewat interaksi yang hangat, rasa percaya diri yang dibangun secara positif, hingga kedisiplinan dan kreativitas yang diasah dari proses belajar yang konsisten.  Inilah mengapa musik bisa jadi media pendidikan karakter yang luar biasa. Apalagi jika disampaikan oleh guru yang bukan hanya ahli di bidangnya, tapi juga penuh inspirasi hidup. Jika Ayah Bunda ingin memberikan pengalaman belajar musik yang bermakna sekaligus membentuk karakter positif anak, Kelas Musik Sunar Sanggita adalah tempat yang tepat. Yuk, segera daftarkan putra-putri Ayah Bunda ke Sekolah Musik Sunar Sanggita. Untuk informasi lebih lanjut, silakan hubungi 0811286645.

Selain Teknik Musik, Ini Hal Lain yang Dipelajari dari Kelas Sunar Sanggita Read More »

Sumber: iNews

Pilihan Profesi Masa Depan Anak yang Berkaitan dengan Musik

Pilihan profesi masa depan anak tidak selalu harus jadi dokter atau insinyur, Ayah Bunda. Dunia musik juga menyimpan banyak peluang menarik yang bisa ditekuni secara serius. Jika anak Ayah Bunda menunjukkan minat dalam musik sejak dini, jangan buru-buru menganggap itu sekadar hobi. Karena dari kegemaran ini, bisa tumbuh banyak profesi menjanjikan di masa depan. Apalagi di era digital sekarang, profesi di bidang musik tidak melulu jadi penyanyi saja. Ada banyak jalur kreatif yang bisa ditempuh, baik di balik layar maupun di panggung utama. Yuk, kita bahas satu per satu, agar Ayah Bunda bisa lebih terbuka dalam mendukung minat anak di dunia musik! 1. Musisi Profesional Profesi ini mungkin paling dikenal banyak orang. Anak bisa menjadi pemain alat musik, penyanyi, atau komposer. Tapi Ayah Bunda, dunia musisi tidak sesempit itu. Ada banyak genre dan pasar. Anak bisa memilih jalur klasik, jazz, pop, bahkan etnik.  Baca juga: Cara Memotivasi Anak agar Konsisten Belajar Musik Tak hanya tampil di panggung, mereka bisa terlibat dalam produksi film, konser, atau pertunjukan seni lainnya. Dengan bimbingan yang tepat, pilihan profesi masa depan anak sebagai musisi bisa sangat menjanjikan. 2. Guru Musik atau Pelatih Vokal Kalau anak suka berbagi ilmu, profesi ini cocok. Jadi guru musik bukan hanya mengajar di sekolah. Mereka bisa membuka les privat atau mendirikan kelas musik sendiri.  Anak bisa menginspirasi generasi berikutnya untuk mencintai musik. Profesi ini juga fleksibel, bisa disesuaikan dengan jadwal dan gaya hidup anak kelak. 3. Music Producer atau Sound Engineer Profesi ini cocok untuk anak yang suka teknologi dan detail. Seorang music producer bekerja di balik layar, mengarahkan suara dan produksi musik. Sound engineer memastikan kualitas audio maksimal di studio atau panggung. Dunia ini sangat dibutuhkan di industri kreatif saat ini.  Anak bisa bekerja untuk musisi lain, rumah produksi, bahkan proyek digital seperti podcast atau game. Pilihan profesi masa depan anak di bidang ini sangat luas dan terus berkembang. 4. Penulis Lagu (Songwriter) Kalau anak senang menulis dan berimajinasi, profesi ini menarik. Songwriter menciptakan lirik dan melodi untuk penyanyi atau band. Mereka bisa bekerja sendiri atau dalam tim kreatif.  Lagu-lagu besar di dunia biasanya lahir dari penulis lagu handal. Bahkan banyak yang sukses tanpa harus tampil di depan publik. Profesi ini cocok bagi anak yang punya kepekaan rasa dan imajinasi kuat. 5. Terapi Musik (Music Therapist) Ini profesi yang unik dan mulia, Ayah Bunda. Seorang terapi musik membantu orang lain melalui suara. Mereka bekerja di rumah sakit, sekolah inklusi, atau pusat rehabilitasi. Musik digunakan untuk membantu pasien menenangkan diri, mengontrol emosi, atau mengembangkan kemampuan motorik.  Baca juga: Jenis Alat Musik Terbaik untuk Anak Usia 6-12 Tahun, Ini Rekomendasinya! Jika anak suka membantu orang lain dan punya hati yang lembut, bidang ini sangat cocok. Ini juga bagian dari pilihan profesi masa depan anak yang penuh makna. Pilihan profesi masa depan anak bisa sangat beragam, termasuk dalam dunia musik. Dari panggung hingga studio, dari kelas hingga rumah sakit, musik bisa membuka banyak jalan karier yang tak kalah hebat. Yang penting, Ayah Bunda peka terhadap minat anak sejak dini dan siap mendukungnya berkembang secara utuh. Kalau Ayah Bunda ingin memberikan pondasi yang kuat dalam pendidikan musik anak, Sekolah Musik Sunar Sanggita bisa jadi pilihan tepat. Di sini, anak tak hanya belajar teknik, tapi juga diarahkan menuju potensi karier masa depan. Informasi lebih lanjut, silakan hubungi 0811286645 sekarang juga.

Pilihan Profesi Masa Depan Anak yang Berkaitan dengan Musik Read More »

Sumber: The Coffee Mom

Tips Memilih Drum Kit Pertama untuk Anak di Rumah

Tips memilih drum kit pertama untuk anak bisa jadi tantangan sendiri. Apalagi kalau Ayah Bunda belum familiar dengan dunia drum. Tapi tenang, memilih drum kit tidak sesulit yang dibayangkan, kok. Yang penting, Ayah Bunda tahu apa yang harus diperhatikan. Mulai dari ukuran, jenis suara, hingga kenyamanan anak saat memainkannya. Yuk, kita bahas poin-poin penting agar Ayah Bunda makin yakin dalam menentukan pilihan! 1. Pilih Ukuran yang Sesuai Usia Anak Ukuran drum kit sangat menentukan kenyamanan anak saat bermain. Drum dewasa terlalu besar untuk anak kecil. Akibatnya, anak bisa kesulitan menjangkau bagian-bagian drum. Ayah Bunda bisa memilih set drum mini yang memang dirancang untuk anak. Selain lebih ringan, ukurannya pas untuk tinggi badan mereka. Ini tips memilih drum kit yang paling dasar tapi sering diabaikan. 2. Pilih antara Drum Akustik atau Elektrik Dua jenis drum utama yang bisa dipilih adalah akustik dan elektrik. Drum akustik menghasilkan suara alami. Tapi bisa cukup berisik jika dimainkan di rumah. Sebaliknya, drum elektrik punya kontrol volume. Bisa dimainkan dengan headphone. Sangat cocok untuk lingkungan rumah yang tenang. Ayah Bunda tinggal sesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi rumah. Baca juga: 5 Tanda Anak Punya Bakat Musik Sejak Kecil 3. Perhatikan Kualitas Material Drum anak tetap harus punya kualitas yang baik. Hindari beli hanya karena warnanya lucu atau desainnya menarik. Pastikan materialnya kuat dan tahan lama. Tips memilih drum kit berikutnya adalah cek ketahanan komponen. Apakah mudah patah atau tidak. Drum berkualitas akan awet dan tidak cepat rusak walau dimainkan setiap hari. 4. Pertimbangkan Harga dan Kelengkapan Ayah Bunda, tidak perlu langsung beli drum mahal. Tapi juga jangan terlalu murah jika kualitasnya diragukan. Cek dulu apakah sudah termasuk pedal, bangku, dan stik drum. Pilih paket yang lengkap agar anak bisa langsung bermain. Ini juga lebih hemat daripada membeli terpisah. Bandingkan harga beberapa merek agar dapat pilihan terbaik. 5. Cek Suara dan Respons Drum Sebelum membeli, coba mainkan atau dengarkan suara drum-nya. Apakah terdengar enak di telinga? Apakah stik drum terasa nyaman saat dipukul? Respons drum juga penting untuk latihan anak. Drum yang responsif bikin anak lebih semangat bermain. Jadi, tips memilih drum kit ini jangan sampai terlewat ya, Ayah Bunda! Baca juga: Cara Memotivasi Anak agar Konsisten Belajar Musik 6. Pertimbangkan Ruang di Rumah Drum kit butuh ruang. Pastikan di rumah ada area yang cukup. Jangan sampai drum jadi penghalang aktivitas lain. Kalau ruang terbatas, drum elektrik lebih cocok. Ukurannya lebih ringkas dan tidak terlalu mengganggu. Bisa juga dipindah dengan mudah bila diperlukan. Ayah Bunda, itulah beberapa tips memilih drum kit pertama untuk si kecil. Semoga daftar di atas bisa membantu Ayah Bunda membuat pilihan terbaik. Ingat, yang utama bukan mahal atau canggihnya, tapi kenyamanan anak saat bermain. Kalau Ayah Bunda ingin konsultasi langsung dan lihat pilihan drum yang cocok, yuk datang ke Sekolah Musik Sunar Sanggita! Di sana, Ayah Bunda bisa lihat demo alat musik dan tanya langsung pada pengajarnya. Hubungi 0811286645, dan bantu anak temukan irama terbaiknya dari rumah!

Tips Memilih Drum Kit Pertama untuk Anak di Rumah Read More »

Sumber: Jam Guitar

Teknik Dasar Bermain Gitar untuk Anak Usia 6 Tahun ke Atas

Teknik dasar bermain gitar sebaiknya mulai diajarkan sejak anak usia 6 tahun. Di usia ini, anak mulai mampu fokus dan mengikuti instruksi sederhana. Ayah Bunda, gitar bisa jadi alat musik pertama yang menyenangkan bagi si kecil. Tapi tentu saja, anak-anak butuh pendekatan khusus. Jangan terlalu rumit di awal. Fokus dulu pada teknik dasar agar mereka merasa percaya diri dan senang. Yuk, simak tips-tipsnya agar proses belajarnya makin seru dan lancar! 1. Kenalkan Bagian-Bagian Gitar Langkah pertama sebelum belajar adalah mengenali alatnya. Anak perlu tahu mana itu senar, fret, leher, dan bodi gitar. Ayah Bunda bisa menjelaskan dengan cara bermain tebak-tebakan. Bikin suasana santai dan menyenangkan. Ini membuat anak lebih cepat akrab dengan gitarnya. 2. Latihan Posisi Memegang Gitar Cara memegang gitar sangat penting. Posisi yang salah bisa membuat anak cepat lelah. Bahkan bisa menimbulkan cedera ringan. Baca juga: Tips agar Anak Tidak Bosan Belajar Musik Teknik dasar bermain gitar ini wajib dilatih sejak awal. Pastikan posisi tubuh tegak. Gitar diletakkan pas di paha, dan tangan kiri siap di fret. 3. Latihan Menekan Senar Banyak anak kesulitan menekan senar. Apalagi jari mereka masih kecil dan lembut. Ayah Bunda bisa bantu dengan latihan ringan. Minta anak tekan satu senar saja dulu. Lalu lepaskan, lalu tekan lagi. Jangan buru-buru ajari kunci. Biarkan mereka terbiasa dulu. 4. Latihan Petikan Dasar Setelah jari terbiasa, lanjutkan dengan memetik. Ajari anak memetik satu senar dengan jari telunjuk. Lalu ganti ke jari tengah. Setelah itu, bisa coba petik dua senar bersamaan. Teknik dasar bermain gitar ini sangat membantu membangun koordinasi tangan anak. 5. Kenalkan Kunci Gitar Sederhana Jika jari anak sudah kuat, ajarkan kunci dasar. Mulailah dari C, G, dan Am. Ini tiga kunci yang paling mudah dan sering dipakai. Gunakan lagu anak-anak yang familiar. Mereka akan lebih semangat bermain jika lagunya mereka kenal. Ayah Bunda juga bisa ikut bernyanyi bersama. 6. Latihan Irama Dasar Setelah bisa menekan dan memetik, waktunya belajar irama. Ajarkan strumming sederhana. Bisa naik turun pelan dulu. Baca juga: Belajar Musik Bisa Meningkatkan Kecerdasan Anak? Ini Faktanya! Buat latihan menjadi seperti permainan. Misalnya ikuti pola “naik-naik-turun”. Anak akan lebih mudah memahaminya dan tidak cepat bosan. 7. Jadwalkan Latihan Singkat dan Rutin Latihan tidak perlu lama. Cukup 10–15 menit sehari. Yang penting rutin. Anak usia 6 tahun mudah lelah jika terlalu dipaksa. Ayah Bunda bisa jadikan latihan sebagai rutinitas harian. Jangan lupa beri pujian atau reward kecil setelah latihan selesai. Ayah Bunda, membimbing anak dalam belajar musik adalah momen berharga. Mengajarkan teknik dasar bermain gitar bisa jadi langkah awal anak mencintai seni dan kreativitas. Kuncinya adalah sabar, konsisten, dan suasana yang menyenangkan. Kalau Ayah Bunda ingin anak belajar langsung dari pengajar profesional, yuk daftarkan ke Sekolah Musik Sunar Sanggita! Dengan metode yang ramah anak, proses belajar jadi makin seru dan bermakna. Langsung hubungi 0811286645 dan lihat sendiri bagaimana musik bisa mengubah hari-hari anak jadi penuh warna! 

Teknik Dasar Bermain Gitar untuk Anak Usia 6 Tahun ke Atas Read More »

Sumber: Bach to Rock

Teknik Dasar Bermain Piano yang Bisa Dipelajari Anak Usia Dini

Teknik dasar bermain piano penting diperkenalkan sejak anak usia dini. Dengan teknik yang tepat, anak bisa belajar lebih cepat dan menyenangkan. Ayah Bunda, usia dini adalah masa emas. Anak mudah menyerap informasi, termasuk dalam belajar alat musik. Namun, belajar piano bukan sekadar menekan tuts. Ada teknik khusus yang harus diajarkan dari awal. Tenang, teknik ini bisa disampaikan secara ringan dan menyenangkan. Yuk, kita bahas satu per satu agar Ayah Bunda bisa dampingi anak dengan baik! 1. Posisi Duduk yang Benar Semua dimulai dari posisi duduk. Terlihat sepele, tapi sangat penting. Duduk yang salah bisa menyebabkan anak cepat lelah atau tegang. Ayah Bunda, pastikan kursi sejajar dengan tuts piano. Kaki anak menapak lantai. Punggung tegak, bahu rileks. Dengan posisi yang tepat, anak lebih nyaman saat bermain. 2. Penempatan Jari yang Tepat Ini dasar penting dalam bermain piano. Ajarkan anak menekuk jari seperti cakar. Hindari jari yang lurus atau menempel semua. Teknik dasar bermain piano ini butuh latihan ringan. Bisa lewat permainan sederhana. Misalnya menyentuh tuts satu per satu dengan jari tertentu. Gunakan angka untuk tiap jari agar anak mudah ingat. 3. Koordinasi Tangan Kanan dan Kiri Anak sering kesulitan saat dua tangan harus bergerak bersamaan. Maka perlu dilatih sejak awal. Latihan dimulai dengan satu tangan dulu. Setelah lancar, baru gunakan dua tangan secara bergantian. Ayah Bunda bisa ikut menemani agar anak tidak mudah bosan. Gunakan lagu sederhana agar lebih menyenangkan. 4. Mengenal Not dan Irama Dasar Not balok mungkin terlihat rumit. Tapi bisa diajarkan dengan cara kreatif. Gunakan warna atau simbol agar anak lebih tertarik. Ajarkan not C–G dulu. Lalu lanjutkan ke irama sederhana. Teknik dasar bermain piano ini bisa dilatih lewat lagu anak-anak. Irama yang familiar akan lebih mudah dipahami. 5. Latihan Staccato dan Legato Anak perlu tahu cara menekan tuts dengan karakter yang berbeda. Legato artinya lembut dan mengalir. Staccato artinya pendek dan cepat. Latihan ini bisa jadi permainan menarik. Misalnya, minta anak meniru suara hujan (staccato) dan angin (legato). Dengan cara ini, mereka lebih mudah memahami nuansa dalam bermain. 6. Melatih Konsistensi Latihan Tanpa latihan rutin, semua teknik sulit berkembang. Ayah Bunda bisa buat jadwal khusus. Tak perlu lama. Cukup 10–15 menit per hari. Yang penting, latihan dilakukan secara konsisten. Dampingi anak saat latihan. Jangan lupa beri apresiasi kecil agar mereka makin semangat! Ayah Bunda, mengenalkan teknik dasar bermain piano sejak dini bukan hal sulit. Kuncinya ada pada kesabaran dan pendekatan yang menyenangkan. Anak butuh waktu dan dukungan, bukan tekanan. Kalau ingin anak makin cinta dunia musik sejak kecil, yuk mulai bersama Sekolah Musik Sunar Sanggita! Tenaga pengajarnya sabar dan metode belajarnya menyenangkan. Hubungi sekarang di 0811286645, dan lihat sendiri bagaimana musik bisa membentuk karakter positif si kecil! 

Teknik Dasar Bermain Piano yang Bisa Dipelajari Anak Usia Dini Read More »

Sumber: The Childrens Music Academy

Peran Orang Tua dalam Proses Belajar Musik Anak

Peran orang tua sangat penting dalam proses belajar musik anak. Tanpa dukungan dan keterlibatan aktif, anak bisa kehilangan semangat. Ayah Bunda, belajar musik bukan sekadar teknik. Tapi juga soal emosional dan motivasi dari lingkungan terdekat. Banyak anak yang berhenti belajar musik bukan karena tak berbakat. Tapi karena mereka merasa sendirian. Nah, supaya proses belajarnya makin menyenangkan, Ayah Bunda perlu tahu apa saja peran penting yang bisa dilakukan. Yuk, simak daftarnya! 1. Memberi Dukungan Emosional Anak butuh dukungan, bukan tekanan. Apalagi di awal belajar. Kadang mereka merasa kesulitan. Di sinilah peran orang tua dibutuhkan untuk menyemangati. Baca juga: Belajar Musik Bisa Meningkatkan Kecerdasan Anak? Ini Faktanya! Ayah Bunda cukup hadir dan memberi kata positif. Dengar curhatan anak. Dengarkan mereka bermain meski belum sempurna. Dukungan seperti ini sangat membangun rasa percaya diri anak. 2. Membuat Jadwal Latihan yang Konsisten Belajar musik perlu rutinitas. Tanpa jadwal, anak akan malas berlatih. Ayah Bunda bisa bantu buatkan waktu latihan yang menyenangkan. Bukan berarti harus lama. Cukup 15–30 menit sehari. Yang penting konsisten. Dengan bantuan Ayah Bunda, anak jadi terbiasa dan disiplin. 3. Menjadi Pendengar yang Baik Anak senang jika karyanya diapresiasi. Jangan hanya memuji di akhir. Tunjukkan perhatian sejak mereka mulai bermain. Peran orang tua sebagai pendengar sangat penting di sini. Bukan cuma soal nada yang benar. Tapi juga soal menghargai proses belajar anak. 4. Mengenalkan Anak pada Dunia Musik Bantu anak mengenal musik lebih luas. Ajak menonton konser. Kenalkan berbagai jenis alat musik. Tunjukkan tokoh musisi inspiratif. Cara ini bisa menumbuhkan rasa cinta anak pada musik. Ayah Bunda juga bisa ikut belajar bersama. Anak akan merasa lebih dihargai dan ditemani. 5. Bekerja Sama dengan Guru Musik Orang tua dan guru harus bekerja sama. Komunikasi dua arah sangat dibutuhkan. Tanyakan perkembangan anak. Bahas strategi belajar bersama. Dengan komunikasi yang baik, anak akan mendapat dukungan menyeluruh. Tidak hanya dari rumah, tapi juga dari guru di kelas musik. Baca juga: 5 Manfaat Main Piano untuk Anak Sejak Dini 6. Memberi Contoh yang Positif Anak meniru apa yang dilihat. Jika Ayah Bunda menunjukkan semangat belajar, anak akan ikut termotivasi. Coba putar musik di rumah. Bernyanyi bersama. Bikin suasana jadi musikal. Peran orang tua bukan hanya sebagai pengamat. Tapi juga sebagai teladan yang memberi energi positif untuk anak setiap hari. Ayah Bunda, semoga daftar di atas bisa jadi panduan yang bermanfaat ya. Karena sejatinya, peran orang tua adalah fondasi dalam perkembangan bakat dan karakter anak, termasuk dalam belajar musik. Kalau Ayah Bunda ingin anak belajar musik di tempat yang ramah, asyik, dan penuh dukungan, yuk daftar di Sekolah Musik Sunar Sanggita! Hubungi langsung di 0811286645 dan jadikan proses belajar musik anak penuh warna dan semangat! 

Peran Orang Tua dalam Proses Belajar Musik Anak Read More »

Sumber: South Morning Post

Tantangan Awal Belajar Musik dan Cara Mengatasinya

Tantangan awal belajar musik sering kali menjadi kendala bagi anak-anak. Apalagi jika tidak didampingi dengan strategi yang tepat. Ayah Bunda, jangan langsung khawatir ya. Semua proses butuh waktu dan pendampingan yang sabar. Yuk kita bahas tantangan yang sering dihadapi dan bagaimana cara mengatasinya secara efektif! Belajar musik bukan hanya soal alat atau suara. Tapi juga tentang mental, teknik, dan konsistensi. Banyak anak yang semangat di awal tapi kehilangan motivasi di tengah jalan. Supaya Ayah Bunda lebih siap, berikut adalah tantangan umum yang sering muncul di awal belajar musik. 1. Kurangnya Motivasi Di awal belajar, semangat anak biasanya tinggi. Namun seiring waktu, semangat itu bisa menurun. Apalagi jika mereka belum melihat hasil yang nyata. Mereka merasa usahanya belum membuahkan sesuatu. Ayah Bunda bisa bantu menjaga semangat anak tetap menyala. Misalnya dengan memberi pujian setiap kali mereka berlatih. Bisa juga dengan memberi tantangan kecil yang menyenangkan, seperti tampil di depan keluarga. Yang terpenting, jadikan proses belajarnya menyenangkan. Jangan fokus ke hasil dulu. Biarkan anak menikmati prosesnya. Kalau anak merasa bahagia, motivasi akan tumbuh dengan sendirinya. 2. Kesulitan Koordinasi Motorik Belajar musik butuh koordinasi tangan, mata, dan telinga. Untuk anak pemula, ini tidak mudah. Mereka bisa bingung saat harus menekan tuts, membaca not, dan mendengar nada secara bersamaan. Baca juga: 6 Keunggulan Tunanetra dalam Mengajar Musik Ayah Bunda jangan langsung panik ya. Ini hal yang sangat wajar. Justru penting untuk memberi waktu adaptasi. Latihan perlahan dan bertahap akan sangat membantu anak menyesuaikan gerak tubuhnya. Sediakan waktu rutin untuk latihan ringan. Misalnya lima belas menit setiap hari. Jika dilakukan konsisten, perlahan koordinasi anak akan terbentuk. Dan akhirnya mereka akan lebih percaya diri memainkan alat musiknya. 3. Cepat Merasa Bosan Anak-anak cenderung cepat bosan jika merasa kesulitan. Apalagi kalau latihannya monoton. Tantangan awal belajar musik ini sering jadi penyebab anak menyerah di tengah jalan. Untuk itu, Ayah Bunda bisa menyisipkan variasi dalam belajar. Misalnya, ganti lagu latihan dengan lagu yang anak sukai. Bisa juga ajak anak menonton video musisi muda sebagai inspirasi. Dengan variasi, anak jadi merasa belajar musik itu menyenangkan. Bukan beban yang menekan. Suasana positif inilah yang akan membuat anak terus ingin berkembang. 4. Tidak Sabar Ingin Langsung Mahir Anak kadang ingin bisa cepat dalam waktu singkat. Mereka merasa frustasi saat masih sering salah atau tidak bisa mengikuti irama. Padahal, semua butuh proses, ya Ayah Bunda. Di sinilah peran orang tua sangat penting dalam mendampingi anak dengan kesabaran ketika menghadapi tantangan awal belajar musik. Ajarkan bahwa semua orang pernah melalui fase belajar. Tidak ada musisi hebat yang langsung mahir sejak hari pertama. Ceritakan kisah inspiratif tentang musisi terkenal yang juga pernah kesulitan di awal. Ini bisa jadi penyemangat untuk anak. Semakin mereka sadar bahwa semua butuh waktu, semakin sabar mereka berproses. 5. Kurangnya Dukungan Lingkungan Lingkungan sekitar sangat mempengaruhi semangat belajar. Kalau anak merasa usahanya tidak dihargai, mereka bisa kehilangan minat. Bahkan bisa berhenti sebelum berkembang. Ayah Bunda bisa jadi support system terbaik bagi anak. Apresiasi setiap usaha kecil mereka. Berikan waktu untuk mendengarkan permainan mereka, walau masih sederhana. Baca juga: 5 Manfaat Main Piano untuk Anak Sejak Dini Ajak juga anggota keluarga lain untuk ikut memberi semangat. Semakin banyak dukungan yang anak rasakan, semakin kuat keyakinannya untuk terus belajar musik. Nah Ayah Bunda, itulah beberapa tantangan awal belajar musik yang sering muncul. Tapi tenang, semua tantangan bisa dihadapi dengan cara yang tepat. Kuncinya ada di konsistensi, dukungan, dan suasana yang menyenangkan. Kalau Ayah Bunda sedang mencari tempat belajar musik yang menyenangkan dan ramah anak, yuk bergabung di Sekolah Musik Sunar Sanggita! Hubungi sekarang di 0811286645 dan bantu anak meraih mimpi musiknya dengan penuh semangat!

Tantangan Awal Belajar Musik dan Cara Mengatasinya Read More »

Sumber: Lets Play Music

Cara Memotivasi Anak agar Konsisten Belajar Musik

Ayah Bunda, cara memotivasi anak agar konsisten belajar musik memang bukan perkara mudah. Kadang anak semangat di awal, tapi menurun setelah beberapa minggu. Nah, di sinilah peran kita sebagai orang tua sangat dibutuhkan. Anak-anak butuh dukungan emosional dan lingkungan yang nyaman agar mereka terus semangat. Musik bukan sekadar keterampilan, tapi juga bagian dari pembentukan karakter. Anak yang belajar musik secara konsisten akan lebih terlatih dalam fokus, disiplin, serta ekspresi diri. Yuk, simak bagaimana cara memotivasi anak agar perjalanan musikalnya tetap menyenangkan! 1. Kenali Minat Musik Anak Sejak Awal Langkah pertama yang paling penting adalah mengenali minat si kecil. Apakah mereka suka alat musik tiup, gesek, atau perkusi? Jangan langsung dipaksakan belajar piano hanya karena tren. Anak akan lebih antusias jika belajar sesuai dengan apa yang mereka sukai. Cara memotivasinya bisa dimulai dengan mengajak mereka mendengarkan berbagai genre musik. Perhatikan respons mereka. Kalau mereka senyum-senyum waktu mendengar lagu klasik, mungkin itu pertanda bagus! 2. Buat Jadwal Latihan yang Nyaman dan Teratur Anak-anak cenderung lebih nyaman dengan rutinitas. Namun, jangan buat jadwal latihan terlalu ketat. Justru fleksibilitas dan kenyamanan sangat penting di awal. Baca juga: Belajar Musik Bisa Meningkatkan Kecerdasan Anak? Ini Faktanya! Misalnya, cukup 20 menit setiap sore setelah mandi atau sebelum makan malam. Lama-kelamaan, waktu latihan ini akan jadi kebiasaan menyenangkan. Cara memotivasi bisa dimulai dari membuat rutinitas yang terasa seperti bermain, bukan kewajiban. 3. Ubah Belajar Jadi Permainan Ayah Bunda, belajar musik tak harus tegang! Anak-anak justru lebih cepat belajar saat mereka merasa bermain. Gunakan lagu favorit mereka sebagai bahan latihan. Atau coba permainan “tebak nada”, “cepat-cepat main”, dan “berhenti di nada tinggi”. Permainan seperti ini membuat anak tertawa sambil belajar. Cara memotivasi anak lewat pendekatan menyenangkan terbukti sangat efektif untuk usia dini. 4. Apresiasi Setiap Kemajuan, Sekecil Apa Pun Anak-anak butuh tahu bahwa usaha mereka dihargai. Tak harus menunggu tampil di konser untuk mendapat pujian. Ketika mereka bisa memainkan satu bait lagu tanpa salah, beri ucapan “Wah, luar biasa kamu hari ini!” Pujian ini akan jadi bahan bakar semangat mereka. Cara memotivasi anak yang ampuh adalah dengan memperhatikan detail kecil. Bahkan hanya dengan senyuman atau pelukan, anak merasa dihargai dan ingin terus mencoba. 5. Libatkan Anak Menentukan Tujuannya Ajak anak berdiskusi soal target mereka. Apakah mereka ingin tampil di acara sekolah, atau memainkan lagu tertentu untuk ulang tahun nenek? Anak yang punya tujuan akan lebih konsisten latihan. Buatkan daftar mimpi kecil mereka dan tempel di dinding kamar. Setiap kali berhasil, beri stiker atau tanda centang. Ini cara memotivasi yang memberi rasa pencapaian nyata dan menyenangkan. 6. Jangan Bandingkan, Tapi Dampingi Setiap anak itu unik. Jangan bandingkan dengan anak lain yang lebih cepat belajar. Justru kita harus jadi support system utama mereka. Tugas Ayah Bunda adalah memberi dukungan, bukan tekanan. Jika anak merasa gagal, bantu mereka bangkit. Tunjukkan bahwa kegagalan adalah bagian dari proses. Dengan pendekatan ini, cara memotivasi anak menjadi lebih kuat secara emosional dan mental. Baca juga: Plus Minus Belajar Musik Otodidak, Bisa Maksimal? 7. Ajak Anak Tampil atau Ikut Acara Musik Anak akan lebih semangat belajar jika tahu akan tampil. Bukan untuk dipamerkan, tapi sebagai pengalaman berharga. Ajak mereka tampil di acara keluarga, Natalan, atau bahkan sesi Zoom bersama saudara. Bisa juga ajak mereka menonton pertunjukan musik anak. Melihat anak lain tampil bisa memicu motivasi alami. Ini salah satu cara memotivasi yang menyentuh sisi emosional dan sosial mereka. Ayah Bunda, cara memotivasi anak agar konsisten belajar musik bukan sekadar memberi tahu harus latihan. Tapi juga membangun suasana menyenangkan, penuh dukungan, dan memahami kebutuhan si kecil. Dengan pendekatan yang tepat, mereka akan terus tumbuh sebagai pribadi kreatif dan percaya diri lewat musik. Yuk, bimbing anak lebih serius dengan belajar di tempat yang tepat! Sekolah Musik Sunar Sanggita siap membantu. Hubungi kami di 0811286645 dan jadwalkan kelas sekarang juga!

Cara Memotivasi Anak agar Konsisten Belajar Musik Read More »

Sumber: Pinterest

7 Teknik Bernyanyi Dasar untuk Anak agar Suara Merdu

Ayah Bunda, teknik bernyanyi dasar untuk anak penting dikenalkan sejak dini. Kemampuan vokal si kecil bisa berkembang optimal dengan bimbingan yang tepat. Jangan tunggu sampai anak merasa minder karena tidak percaya diri saat bernyanyi. Bernyanyi bukan sekadar hobi, tapi juga bagian dari tumbuh kembang. Lewat bernyanyi, anak belajar artikulasi, ekspresi, dan kepekaan rasa. Yuk, kita bahas satu per satu teknik dasar yang wajib Ayah Bunda ketahui! 1. Teknik Pernapasan yang Benar Pernapasan adalah fondasi utama bernyanyi. Anak perlu belajar mengambil napas dari diafragma, bukan dari dada. Tarik napas perlahan, lalu keluarkan sambil mengucapkan satu nada panjang. Baca juga: 5 Tanda Anak Punya Bakat Musik Sejak Kecil Latihan pernapasan ini bisa dilakukan sambil berdiri tegak. Minta anak menaruh tangan di perut, lalu rasakan gerakan udara saat bernapas. Latihan ini bisa membuat suara lebih kuat dan stabil. 2. Intonasi yang Tepat Intonasi membantu anak menyanyikan nada dengan benar. Tanpa intonasi yang baik, lagu bisa terdengar sumbang dan kurang enak didengar. Latih anak mengenal tinggi rendah nada. Mulai dari menyanyikan do-re-mi dengan piano atau aplikasi musik. Lakukan berulang dengan cara menyenangkan, agar anak tidak bosan. 3. Artikulasi yang Jelas Teknik bernyanyi dasar untuk anak juga mencakup artikulasi. Anak harus bisa mengucapkan lirik dengan jelas. Jangan sampai pendengar tidak mengerti apa yang dinyanyikan. Ayah Bunda bisa melatih anak membaca lirik perlahan. Fokus pada huruf vokal dan konsonan. Ucapkan setiap suku kata dengan mantap dan jelas. 4. Teknik Phrasering Phrasering adalah seni mengatur nafas dan jeda saat bernyanyi. Anak belajar kapan harus berhenti, kapan lanjut, agar lagu tetap hidup. Latih anak membaca lirik seperti membaca puisi. Tandai bagian-bagian yang perlu diberi jeda. Phrasering yang baik akan membuat lagu terdengar natural dan ekspresif. 5. Latihan Resonansi Resonansi membantu suara terdengar nyaring dan bulat. Anak perlu tahu bagaimana memanfaatkan rongga mulut, hidung, dan kepala saat bernyanyi. Minta anak mengucapkan huruf “ng” sambil merasakan getaran di wajah. Semakin terasa getarannya, artinya resonansi semakin baik. Teknik ini memperindah warna suara anak. 6. Gunakan Vibrato dengan Halus Vibrato adalah getaran suara yang lembut di akhir nada. Tidak wajib untuk anak usia dini, tapi bagus jika mulai dikenalkan secara perlahan. Latih anak menahan satu nada, lalu goyangkan sedikit suara di akhir. Awalnya mungkin sulit, tapi dengan latihan rutin, vibrato bisa muncul alami. Baca juga: Kisah Inspiratif Sosok Tunanetra yang Sukses di Dunia Musik 7. Improvisasi sebagai Ekspresi Diri Teknik bernyanyi dasar untuk anak tidak harus kaku. Improvisasi justru membuat anak lebih kreatif dan percaya diri. Ajak anak mengganti satu dua kata dalam lagu favoritnya. Bisa juga ubah ritme atau nada secara sederhana. Hal ini melatih spontanitas dan ekspresi vokal. Ayah Bunda, mengajarkan teknik bernyanyi dasar untuk anak adalah investasi besar untuk tumbuh kembangnya. Tidak hanya melatih suara, tapi juga rasa percaya diri dan kreativitas. Pastikan latihan dilakukan secara fun, tidak membuat anak tertekan. Yuk, dukung bakat musik si kecil bersama Sekolah Musik Sunar Sanggita. Hubungi kami di 0811286645 untuk info pendaftaran.

7 Teknik Bernyanyi Dasar untuk Anak agar Suara Merdu Read More »

Sumber: Freepik

Tips agar Anak Tidak Bosan Belajar Musik

Ayah Bunda, anak tidak bosan belajar musik itu bukan hal mustahil. Kuncinya ada pada cara kita mendampingi dan memotivasi mereka. Jangan sampai proses belajar terasa membosankan atau terlalu berat. Musik bisa jadi aktivitas yang menyenangkan sejak dini. Tapi jika metode tidak tepat, anak bisa merasa jenuh. Nah, Ayah Bunda bisa coba beberapa strategi ini agar semangat belajar mereka tetap menyala. 1. Mulai dari Lagu yang Mereka Sukai Coba deh, mulai dari lagu yang familiar bagi anak. Misalnya lagu anak-anak atau film kartun favorit. Lagu yang dikenal akan membuat mereka lebih antusias untuk belajar. Anak tidak bosan belajar musik kalau mereka merasa terhubung secara emosional. Lagu kesukaan membuat proses belajar terasa personal dan menyenangkan. Ini jadi cara ampuh untuk menarik minat mereka sejak awal. 2. Beri Durasi Belajar yang Ringan dan Menyenangkan Latihan yang terlalu lama justru bikin anak cepat lelah. Anak usia TK atau SD cukup berlatih 10–20 menit per sesi. Lebih dari itu bisa membuat mereka enggan mengulang latihan keesokan harinya. Baca juga: 5 Manfaat Main Piano untuk Anak Sejak Dini Ayah Bunda bisa membagi waktu jadi sesi pendek, tapi konsisten. Dengan begitu, anak tetap bisa belajar rutin tanpa merasa bosan. Ingat, kualitas latihan jauh lebih penting daripada durasinya. 3. Beri Kebebasan Memilih Alat Musik Setiap anak punya minat berbeda-beda. Ada yang suka piano, gitar, drum, atau biola. Nah, biarkan mereka mencoba dulu beberapa alat sebelum memilih. Anak tidak bosan belajar musik jika mereka merasa memiliki pilihan. Ketika anak mencintai alat musiknya, mereka akan belajar dengan sukacita. Pilihan itu memberi rasa kepemilikan dalam proses belajarnya. 4. Ciptakan Suasana Latihan Seperti Bermain Latihan musik tidak harus selalu serius. Ayah Bunda bisa ajak anak bernyanyi, menari, atau bermain tebak lagu. Suasana yang ceria akan membuat anak lebih betah belajar. Musik itu seni yang bisa disampaikan lewat banyak cara. Ketika anak merasa bermain sambil belajar, mereka akan merasa rileks. Hasilnya, proses belajar akan jadi jauh lebih efektif. 5. Selalu Apresiasi Usaha Anak Jangan tunggu anak jago dulu untuk dipuji. Apresiasi sekecil apa pun sangat penting. Misalnya saat anak bisa memainkan satu bait lagu dengan benar. Pujian dan semangat dari Ayah Bunda akan menjadi energi luar biasa. Anak akan merasa dihargai dan termotivasi untuk terus belajar. Dengan ini, anak tidak bosan belajar musik karena tahu usahanya diakui. 6. Susun Jadwal yang Fleksibel dan Menyenangkan Jadwal terlalu kaku bisa membuat anak merasa terbebani. Ayah Bunda bisa atur jadwal latihan sesuai dengan rutinitas harian anak. Misalnya setelah tidur siang atau saat suasana hati anak sedang baik. Jadwal yang fleksibel membuat anak tetap semangat latihan. Tidak ada tekanan, yang ada hanya suasana belajar yang santai dan menyenangkan. Ini membantu anak tetap konsisten belajar musik tanpa stres. Baca juga: 6 Keunggulan Tunanetra dalam Mengajar Musik 7. Pilih Guru Musik yang Cocok dan Ramah Anak Guru adalah sosok penting dalam proses belajar musik. Pastikan guru yang dipilih sabar, ramah, dan mampu membangun komunikasi positif. Guru yang tepat bisa membuat anak merasa nyaman saat belajar. Anak tidak akan bosan belajar kalau mereka senang dengan gurunya. Bahkan mereka bisa menjadikan guru sebagai panutan atau motivator. Jadi, memilih guru bukan soal kemampuan teknis saja, tapi juga pendekatan emosional. Ayah Bunda, semua anak bisa mencintai musik jika didampingi dengan tepat. Mereka hanya butuh pendekatan yang menyenangkan dan tidak menekan.  Jika Ayah Bunda ingin memberikan pengalaman belajar musik terbaik untuk anak, Sekolah Musik Sunar Sanggita siap membantu. Dengan pengajar berpengalaman dan pendekatan ramah anak, proses belajar dijamin seru dan menyenangkan. Hubungi kami di 0811286645 dan jadwalkan kelas pertama si kecil!

Tips agar Anak Tidak Bosan Belajar Musik Read More »

Shopping Cart
Scroll to Top